Jumat, 01 Maret 2013

4 Rumah Asrama Hogwarts ala Danville

 

Anda penggemar Harry Potter? Pasti Anda tak asing lagi dengan cerita di mana para siswa dibagi ke dalam empat rumah asrama: Gryffindor, Slytherin, Hufflepuff, dan Ravenclaw. Keempat nama itu adalah nama asrama-asrama di mana murid-murid Hogwarts tinggal selama bersekolah. Namun bukan hanya di negeri sihir, kisah sekolah dengan empat rumah asrama juga terjadi di dunia nyata. Danville adalah tempatnya.
Bagi Danville High School yang terletak di Danville, Illinois, pendirian program Freshman House mungkin sebuah langkah kecil. Freshman House adalah sebuah komunitas belajar yang lebih kecil dengan fitur-fitur belajar khusus yang terbukti mampu membantu siswa untuk berhasil melalui masa transisi dari sekolah menengah ke sekolah tinggi. Para siswa diajarkan oleh sebuah tim guru yang berkolaborasi untuk menghubungkan pelajaran per individu sehingga membantu mereka dalam belajar.
Pendirian Freshman House merupakan langkah yang tepat bagi sekolah yang gagal memenuhi kemajuan zaman. Lima tahun berturut-turut sekolah ini menghadapi risiko penutupan yang memaksa administrasi sekolah untuk mempelajari kebutuhan dari para siswa. Sebagian besar para siswa berasal dari warga berpenghasilan rendah. Dalam konsep Freshman House, para siswa dikelompokkan ke dalam salah satu dari empat asrama berdasarkan minat belajar serta memecahkan komunitas yang besar menjadi lebih kecil. Konsep ini lahir melalui analisis dan pertimbangan yang mendalam.
Tujuan dari program Freshman House adalah untuk mempermudah masa transisi bagi siswa baru saat pertama kali memasuki sekolah tinggi ini. Hal tersebut akan membantu mereka saling menyesuaikan diri dengan lingkungan yang melibatkan lebih banyak siswa dengan standar yang ketat. Ada beberapa siswa yang datang ke Danville berasal dari daerah yang lebih kecil dengan lingkungan akademik yang kurang terstruktur. Para siswa baru seperti ini membutuhkan dukungan dan bantuan hingga saatnya mereka lulus.
Freshman House dan tiga asrama lainnya yang melayani siswa yang lebih tua, yaitu New High Tech, Global House, dan ACE House adalah cara Kota Danville untuk melayani lebih dari kebutuhan 1.600 siswa akan pendidikan. Selain itu, keberadaan empat asrama ini juga untuk menciptakan komunitas siswa yang jauh lebih kecil.
Selain tahap pembagian dalam komunitas belajar yang lebih kecil, komponen penting lain adalah menambah dan menata ulang para staf untuk mengasah keterampilan dan minat para siswa. Selain itu, untuk membangun siswa agar lebih terampil, sekolah memberikan lebih banyak waktu untuk pengembangan profesional yang bermakna, menambahkan satu jam tambahan instruksi untuk mahasiswa baru, serta memperluas program alternatif. Pejabat kota setempat meluncurkan program Freshman House pada tahun ajaran 2008-2009. Kelas pertama Freshman House lulus pada bulan Mei.
Bahkan dengan semua perubahan, Danville masih diklasifikasikan sebagai sekolah yang berkinerja buruk oleh negara, meski semakin membaik. Sejak program Freshman House pertama kali diluncurkan sampai sekarang, tingkat kehadiran sekolah naik lebih dari 2 persen, dari sebelumnya 89 persen sampai 91,7 persen. Sementara itu, tingkat kelulusan bagi tingkat senior meningkat menjadi lebih dari 6 persen menjadi 81,7 persen. Adapun persentase anak-anak drop out sebelum lulus turun dari 8,7 persen, atau hampir dua kali rata-rata negara menjadi 6,3 persen.
Pada tahun 2012, sebanyak 34,6 persen dari siswa junior yang mengambil Ujian Prestasi Negara Bagian Prairie (Prairie State Achievement Exam) memenuhi atau melampaui standar negara dalam hal membaca, atau naik dari 32,3 persen pada tahun 2011. Sementara itu, sebanyak 35,2 persen junior memenuhi atau melampaui standar matematika, atau naik dari 31,2 persen pada tahun sebelumnya.
Freshman House bekerja dengan memisahkan siswa baru yang masuk ke dalam empat kelompok, yang masing-masing terdiri dari sekitar 100 siswa. Setiap kelompok memiliki serangkaian guru dan kelas mereka mengambil tempat di lantai yang sama dan tersebar di sekitar gedung. Hal ini tentunya akan memupuk perasaan sebagai suatu kesatuan dalam masyarakat. Hal ini juga memungkinkan guru untuk terus bisa memperhatikan dan mengawasi para siswa yang berjuang dalam masa transisi mereka. Dengan demikian, para guru dapat segera menolong dan menawarkan bantuan ketika siswa sedang dalam masalah dan dipertimbangkan untuk putus sekolah.
Para pengambil keputusan dilengkapi struktur baru dengan menambahkan periode ketujuh untuk jadwal para siswa kelas sembilan. Sekolah telah menawarkan periode “burung awal” untuk semua siswa, meski itu belum wajib bagi siswa baru hingga restrukturisasi dimulai. Kelonggaran ini memberikan siswa baru waktu satu jam yang dapat mereka gunakan untuk mengambil kelas matematika ekstra atau kelas bahasa Inggris jika mereka memerlukannya. Hal ini juga memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan 12 atau 14 kredit. Di Freshman House, mereka membutuhkan kerdit 10 untuk mendapatkan status “sophomore”.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar